Pages

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 07 April 2013

Bagaimana Penalaran Digunakan dalam Proses Berbahasa

VICKY AGUSTYA MULYANA

18210362

3EA16

Penalaran merupakan proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera yang akan menghasilkan suatu alu, konsep ataupun pengertian . Penalaran berjalan berdasarkan alur tertentu dan hanya dikaitkan dengan saat kita berpikir secara sadar dan aktif . Penalaran menghasilkan pengetahuan yang umumnya dikaitkan dengan cara berpikir dan bukan perasaan .

Ada 2 metode dalam penalaran :

1. Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
∴ Jika dipanaskan, logam memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.


2. Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

KESALAHAN PENALARAN
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan.
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir utk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.

Salah nalar ada dua macam:
1. Salah nalar induktif, berupa :
a. kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
b. kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
c. kesalahan analogi.
2. Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
a. kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi;
b. kesalahan karena adanya term keempat;
c. kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan
d. kesalahan karena adanya 2 premis negatif.
Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.
Pengertian dan contoh salah nalar : 
1. Gagasan,
2. pikiran,
3. kepercayaan,
4. simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya. 
Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.
Berikut ini salah nalar yang berhubungan dengan induktif, yaitu :
A. Generelisasi terlalu luas
Contoh : perekonomian Indonesia sangat berkembang
B. Analogi yang salah
Contoh : ibu Yuni, seorang penjual batik, yang dapat menjualnya dengan harga terjangkau. Oleh sebab itu, ibu Lola seorang penjual batik, tentu dapat menjualya dengan harga terjangkau.
Jenis – jenis salah nalar 
A. Deduksi yang salah : Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
contoh :
• Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
• Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan batu.
B. Generalisasi terlalu luas 
Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh :
• Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
• Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
C. Pemilihan terbatas pada dua alternatif 
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh :
• Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
D. Penyebab Salah Nalar 
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh:
• Broto mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
• Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.
E. Analogi yang Salah 
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh:
• Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
F. Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh:
• Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak.
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen. Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen.
Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis. Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi.
Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

Sumber : http://bibbaurell.blogspot.com/2012/03/tugas-tugas-bahasa-indonesia-penalaran.html

Perbedaan Karya Ilmiah dengan Nonilmiah

Vicky Agustya Mulyana
18210362
3EA16
Perbedaan Karya Ilmiah dengan Nonilmiah
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
1.  Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
2.  Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
3.  Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris)  yang tidak selalu terdapat pada karangan semiilmiah.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semiilmiah antara lain artikel,  feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat, antara lain :
1.  Emotif : merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi
2.  persuasif : merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
3.  Deskriptif : merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan
4.  Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti

Kesimpulan
Karangan merupakan karya tulis yang disusun berdasarkan kumpulan-kumpulan fakta ataupun tidak dan dirangkum dalam sebuah karya tulis dengan menggunakan metode tertentu sesuai kebutuhan karangan tersebut, apakah penulis akan membuat karangan ilmiah, semi ilmiah/populer atau non ilmiah.
Karangan yang baik akan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, antara lain :
1.  Karangan Ilmiah Yaitu :
a.  Sistematis
b.  Objektif
c.  Cermat, tepat, dan benar
d.  Tidak persuasif
e.  Tidak argumentatif
f.  Tidak emotif
g.  Tidak mengejar keuntungan sendiri
h.  Tidak melebih-lebihkan sesuatu.
2.  Karangan Semi Ilmiah/Populer :
a.  Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi
b.  Fakta yang disimpulkan subyektif
c.  Gaya bahasa formal dan popular
d.  Mementingkan diri penulis
e.  Melebihkan-lebihkan sesuatu
f.  Usulan-usulan bersifat argumentatif, dan
g.  Bersifat persuasif.
3.  Karangan Non Ilmiah :
a.  Ditulis berdasarkan fakta pribadi
b.  Fakta yang disimpulkan subyektif
c.  Gaya bahasa konotatif dan populer
d.  Tidak memuat hipotesis
e.  Penyajian dibarengi dengan sejarah
f.  Bersifat imajinatif
g.  Situasi didramatisir, dan
h.  Bersifat persuasif.
Daftar Pustaka
http://yogi-sudraji.blogspot.com/2010/04/karangan-ilmiah-karangan-populer-dan.html
http://tommykur.wordpress.com/2010/06/05/perbedaan-karangan-non-ilmiah-semi-ilmiah-dan-ilmia
http://fikarzone.wordpress.com/2011/02/15/karya-ilmiah-non-ilmiah
http://ajusniye.multiply.com/journal/item/1
http://daudp65.byethost4.com/mki/mki7.htm
http://eko-ahp.blogspot.com/2010/10/karangan-ilmiah-ilmiah-populer-dan.html

Contoh Kasus Lalu dianalisis Dengan Metode Ilmiah




Dua hari menjelang Lebaran, harga cabai merah yang dijual di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Purwakarta semakin ‘pedas’ naik Rp 6000/kg. Harga kebutuhan pokok masyarakat lainya juga naik seperti daging ayam dan daging sapi.

Dalam kondisi normal cabai merah dijual Rp 20.000/kg. Kini harganya jadi Rp 26.000/kg. Kenaikan harga cabai dipicu tingginya permintaan masyarakat untuk kebutuhan membuat rujak asinan, sambal goreng kentang, dan rendang. “Sudah biasa, harga cabai merah mendekati Lebaran naik karena tahu banyak warga membutuhkan rempah rempah ini untuk rendang dan rujak asinan,”gerutu pengunjung Pasar Rebo, Marni, 40, Kamis (16/8).

Bila harga cabai merah naik, berbeda dengan cabai rawit yang harganya justru turun menjadi Rp 10.000/kg dari kondisi normal Rp 12.000/kg. Sedangkan harga minyak goreng curah dijual normal Rp 11.000/kg, bawang putih Rp 20.000/kg dan bawang merah Rp 10.000/kg. “Ketiga komoditi ini harganya masih stabil tak mengalami kenaikan,”ungkap Komar, 35, pedagang sayuran di Pasar Rebo.

Kenaikan harga mencolok dirasakan warga untuk adalah daging sapi dan daging ayam. Harga daging sapi melambung naik menjadi Rp 85.000/kg, mengalami kenaikan Rp 15.000/kg dari kondisi normal Rp 65.000/kg.

Kenaikan serupa terjadi pada daging ayam naik Rp 2000/kg, dari Rp 28.000/kg kini menjadi Rp 30.000/kg. Kondisi kenaikan harga daging baik sapi maupun ini diprediksi masyarakat akan terus merangkan naik hingga H-1 lebaran dan bisa menembus Rp 100.000/kg. “Tahun lalu pun begitu, daging sapi menyentuh Rp 100.000/kg,”ungkap Marni.

Jaya, pedagang daging sapi, tak menampik menyoal kenaikan harga daging pada dua hari menjelang lebaran. Ia menganggapnya sudah lumrah dan biasa ketika menjelang lebaran. ” Ah, enggak usah kaget karena sudah biasa harga daging sapi ini selalu naik setiap mau lebaran,”pungkasnya. (dadan)
  

Analisis

Pengambilan Konsep 

Dari contoh kasus diatas kita dapat mengambil konsep “ Kenaikan harga bahan pokok di pasar tradisional“

Kesimpulan Sementara

Paragraf yang dijadikan kesimpulan sementara :
Dua hari menjelang Lebaran, harga cabai merah yang dijual di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Purwakarta semakin ‘pedas’ naik Rp 6000/kg. Harga kebutuhan pokok masyarakat lainya juga naik seperti daging ayam dan daging sapi.

Verifikasi atau pembuktian hipotesis

Dalam kondisi normal cabai merah dijual Rp 20.000/kg. Kini harganya jadi Rp 26.000/kg. Kenaikan harga cabai dipicu tingginya permintaan masyarakat untuk kebutuhan membuat rujak asinan, sambal goreng kentang, dan rendang. “Sudah biasa, harga cabai merah mendekati Lebaran naik karena tahu banyak warga membutuhkan rempah rempah ini untuk rendang dan rujak asinan,”gerutu pengunjung Pasar Rebo, Marni, 40, Kamis (16/8).
Bila harga cabai merah naik, berbeda dengan cabai rawit yang harganya justru turun menjadi Rp 10.000/kg dari kondisi normal Rp 12.000/kg. Sedangkan harga minyak goreng curah dijual normal Rp 11.000/kg, bawang putih Rp 20.000/kg dan bawang merah Rp 10.000/kg. “Ketiga komoditi ini harganya masih stabil tak mengalami kenaikan,”ungkap Komar, 35, pedagang sayuran di Pasar Rebo.

Kenaikan harga mencolok dirasakan warga untuk adalah daging sapi dan daging ayam. Harga daging sapi melambung naik menjadi Rp 85.000/kg, mengalami kenaikan Rp 15.000/kg dari kondisi normal Rp 65.000/kg.
Kenaikan serupa terjadi pada daging ayam naik Rp 2000/kg, dari Rp 28.000/kg kini menjadi Rp 30.000/kg. Kondisi kenaikan harga daging baik sapi maupun ini diprediksi masyarakat akan terus merangkan naik hingga H-1 lebaran dan bisa menembus Rp 100.000/kg. “Tahun lalu pun begitu, daging sapi menyentuh Rp 100.000/kg,”ungkap Marni.

Kesimpulan

Menjelang lebaran sudah menjadi hal yang biasa apabila terjadi kenaikan harga bahan pokok, meningat tingginya permintaan, jadi sebagian pedagang dan pembeli tidak terlalu kaget.



Tulisan Bebas II


Vicky Agustya Mulyana
18210362
3ea16

 Lebih Sulit Dari Yang Kamu Tau
Kamu mengatakan kita akan saling mendapatkan yang lebih baik
Tidak ada alasan terburu-buru untuk kita saling memiliki
Kamu bilang ini akan bertahan selamanya
Tapi sekarang aku ragu apakah aku kekasih satu-satunya

Apakah kita hanya hilang dalam waktu?
Aku ingin tahu apakah cinta Kamu sama
Karena aku tidak lebih dari kamu

Sayang, jangan bicara padaku
Saya mencoba untuk melepaskan
Tidak mencintai Anda lebih sulit dari yang Anda tahu
Penyebab gadis kau membuatku begitu gila

Bagaimana aku bisa merindukanmu jika kamu tidak akan pernah disini?
Jika kamu membutuhkan waktu Kurasa aku akan pergi
Dalam diriku sekarang hanya ada sakit hati dan rasa sakit
Jadi, di mana api? Anda telah menjadi hujan

Dan jika kamu  tidak inginkan aku
Kurasa aku harus pergi
Tidak mencintai kamu lebih sulit dari yang kamu tahu
Sayang Kau membuatku begitu gila

Tulisan Bebas I


Vicky Agustya Mulyana
18210362
3EA16

Touring merupakan aktivitas kegemaran para biker yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu, touring dilakukan oleh sejumlah biker menuju tempat tujuan yang biasanya telah disepakati. Istilah touring lebih famili dengan pulang kampung (karena mahir blogging melakukan jika pulang kampong), namun sebelum touring tersebut dilakukan ada beberapa hal harus dipersiapkan untuk keamanan dan kenyamanan berkendaraan, karena touring biasanya dilakukan dengan kendaraan sepeda motor.

Persiapan toursing tersebut adalah wajib karena perjalanan yang akan ditempuh bukanlah jarak yang dekat melainkan memakan waktu dan tenaga serta kendaraan yang ready to go, dengan kondisi  jalan yang padat, dan beresiko besar jika persiapan tidak diperhatikan, serta pemilihan waktu yang tepat untuk melakukan perjalanan agar biaya dan waktu lebih hemat dan selamat juga perlu diperhatikan.

Berikut Tip Touring Motor yang biasanya biker praktikkan.

Pertama, persiapan pada sepeda motor sebagai senjata utama menumpuh tempat tujuan dengan cara cek segala spare part motor pastikan dalam kondisi aman baik dari lampu depan, rem lamp, sign lamp dan roda serta baut terbaut dengan kuat, karena kita akan saling bersimpangan dengan kendaraan lain yang menimbulkan tekanan udara.

Kedua, persiapan yang seblumnya kita lakukan pada spare part luar mesin, pada tahap selanjutnya lakukan service motor, check kesiapan pada mesin minimal pengapian busi apakah masih stabil atau tidak dan oli mesin sebagai pelumas dan terpenting.

Ketiga, gunakan motor yang yang irit atau bertangki besar yang lebih di kenal dengan motor sport, jika ingin menggunakan motor matic saya sarankan menggunakan motor matic injeksi irit harga murah karena mesin yang kuat dan cepat juga irit bahan bakar.

Keempat, waktu yang tepat, penulis sendiri biasanya melakukan touring pada malam hari karena malam hari lebih bebas hambatan dan para pengguna jalan lebih jelas dengan lampu yang dinyalakan, selain itu perjalan pada malam hari lebih cepat.

Kelima, tetap dengan teman-teman touring kita atau kekompakan, jangan saling balapan atau mendahului, apalagi saling menyalip karena akibatnya fatal dan lebih baik kita melakukan perjalanan sendiri.

Mudah-mudahan Tips Touring Motor sederhana tersebut memberikan pengalaman baru perjalanan kita, jika ada tips yang lain mari sama-sam di share, agar perjalanan lebih nyaman dan selamat pada destinasi.

Sumber : penowo.blogspot.com/2012/06/tips-touring-motor.html